1. Kondisi satu atau beberapa file sistem yang rusak tidak normal.
Jumlah dan jenis File Sistem Windows sangat banyak, tetapi dalam proses loading OS, tidak semua file sistem ini diload. Hanya ada beberapa file sistem utama yang akan di-load pada awal proses loading. Dan file sistem utama ini biasa terletak didalam Root Direktori C:\ (partisi aktif tempat Windows terinstal).
Jika file-file ini ada yang rusak (korup), atau area root direktori "dikotori" oleh adanya file non-sistem yang akan menghambat akses ke file sistem utama tersebut, maka proses loading OS akan menjadi lambat. Jadi yang perlu dilakukan adalah menjaga keutuhan file sistem utama dan "kebersihan" area root direktori (C:\) tempat Windows terinstal.
2. Level fragmentasi yang tinggi pada area file sistem OS.
Jika dalam root direktori C:\ (partisi aktif tempat Windows terinstal) banyak terdapat file/dokumen lain, maka kemungkinan terfragmentasi akan sangat besar. Jadi untuk mencegah terjadinya fragmentasi pada root direktori ini, selain menjaga "kebersihan" root direktori, juga perlu secara teratur untuk melakukan defragmentasi pada partisi aktif (C:\). Melakukan defragmentasi satu-bulan sekali adalah tindakan yang sangat baik guna mencegah deakselerasi (pelambatan) loading OS. Tidak benar anggapan bahwa sering melakukan defragmentasi (defrag) akan merusak HDD. Sebaliknya, jika jarang melakukan defragmentasi justru akan mempercepat rusaknya HDD. Sebab kerja HDD akan sangat berat (menjadi lebih panas) jika lokasi data file dalam kondisi berserakan, terpecah-pecah atau ter-fragmentasi. Baca artikel Defragmentasi.
3. Ketersediaan resource pc (RAM) yang rendah.
Loading OS berarti Processor memanggil/memuat (me-load) file sistem Windows ke dalam ruang Memori (RAM). Dalam tahap ini eksistensi Processor (CPU) dan Memori (RAM) sangat menentukan. Jika kecepatan (speed) Processor terlalu rendah, dan ketersediaan ruang memori (RAM) sangat terbatas, maka loading file sistem harus dilakukan secara "bergiliran", tidak bisa dilakukan secara serentak. Ini jelas akan memakan waktu lebih banyak. Belum lagi kebutuhan ruang memori RAM dan CPU yang digunakan oleh "program startup" yang bukan milik Windows, ini akan sangat menurunkan kapasitas ke-dua "resource" tsb. Untuk terapan umum, PC dengan OS Windows 7 Ultimate, dengan aplikasi standar, RAM 2GB dan CPU 2,4GH (mono-core) atau 1,6GHz (dual-core) rasanya sudah akan mencukupi (komputasi standar).
4. Kekurangan free space harddisk (penuh) pada partisi aktif (C:\).
Selain membutuhkan tersedianya ruang memori yang cukup, sistem juga memerlukan "memori-pembantu" yang disebut Virtual Memory (XP), atau Page File (Win 7). Ini adalah bagian dari ruang kosong (free space) HDD yang difungsikan sebagai memori sementara. Ini digunakan untuk menampung antrian data yang akan di-load ke RAM (seperti "ruang tunggu"). Sehingga saat giliran suatu data harus di-load ke RAM, tidak lagi perlu mencari didalam sector/cluster penyimpanan yang asli dalam HDD. Dengan prosedur akses data seperti ini, maka kecepatan loading suatu data menjadi lebih cepat, dibanding jika data di-load langsung dari tempat penyimpanan dalam HDD.
Jadi, usahakan selalu tersedia ruang kosong HDD sebesar 1 - 2 GB khusus untuk Virtual Memory atau Page File ini. Akan lebih bagus lagi jika ruang kosong ini tidak terfragmentasi (ruang kosong HDD juga bisa terfragmentasi !). Beberapa program utility defragmenter ada yang dilengkapi defragmentasi free space.
5. Area Root Direktori partisi aktif (C:\) dipenuhi dengan file/data bukan milik OS.
Pada no.1 & 2 diatas saya sebut kebersihan root direktori. Sering ditemui dalam root direktori juga tersimpan file seperti MP3, foto, dokumen Office dll. Ini akan sangat mengganggu kelancaran akses data file sistem utama milik OS (Windows).
Jadi usahakan agar root direktori bersih dari segala data/file yang tidak berkaitan dengan sistem OS Windows. Klik partisi C:\ , jika disitu ada file misalnya MP3, JPG, doc/docx, film dll, pindah file-file tsb ke lokasi (partisi) lain.
6. Terlalu banyak junk files atau data sampah termasuk sampah registry.
Setelah beberapa lama komputer digunakan, akan menghasilkan sampah (trash, junk files). File ini bisa berupa file-temporary (*.tmp), log-file (*.log), old-file (*.old), recent-file, temporary-internet, invalid registry, dll. Bukan ukuran file (file-size)nya, tetapi keberadaannya lah yang menjadi masalah. akan sangat menghambat akses data file sistem. Melakukan cleaning sebulan sekali akan sangat menolong menjaga performa PC. Banyak aplikasi cleaner yang tersedia, bahkan secara gratis.
7. Banyak Program Startup (program resident) yang aktif bersamaan dengan loading OS.
Otomatisasi adalah salah satu aspek pemanfaatan komputer. Tetapi otomatisasi yang berlebihan dan tidak terlalu penting, justru akan menurunkan kinerja/performa PC itu sendiri, mengingat banyaknya resource yang dialokasikan.
Ada banyak program aplikasi, yang jika diinstal kedalam PC juga menambahkan aplikasi (kecil) yang akan otomatis aktif/di-load bersamaan proses loading Windows. Aplikasi tsb. belum tentu bermanfaat. Padahal jelas menyita resource PC (CPU & RAM). Aplikasi ini disebut Aplikasi Startup atau Aplikasi Residen. Jika aplikasi tsb memang tidak diperlukan, maka perlu di non-aktifkan atau dihapus/uninstal. Aplikasi seperti ini bisa dilihat dan dikontrol melalui System Configuration, atau dikenal dengan "msconfig". Lihat di artikel Melakukan Defragmentasi - gambar-1 & 2.
8. Infeksi malware sejenis Worm yang menghabiskan resource PC.
Sistem terinfeksi malware yang selalu aktif, misalnya jenis Worm yang mampu men-duplikasi (menggandakan) diri. Worm ini akan sangat menghabiskan resource PC selain juga menghabiskan free space HDD, karena selalu aktif didalam sistem. Lengkapi sistem dengan satu (saja) program antivirus yang baik. Tak ada gunanya memasang lebih dari satu antivirus. disamping menghabiskan resource, juga akan menurunkan stabilitas sistem karena rawan terjadinya konflik antar aplikasi.
9. Desktop yang sudah dimodifikasi (tweaking) menggunakan software lain (3'rd party).
Bagi sebagian orang, tampilan model Desktop (theme) adalah sesuatu yang menyenangkan. Yang perlu disadari adalah, aplikasi desktop theme akan sangat merubah banyak file utama dalam sistem Windows. Perubahan besar-besaran seperti ini jelas akan sangat berpengaruh pada kecepatan proses loading Windows, karena sistem selalu harus melakukan identifikasi dan ferifikasi ulang terhadap setiap file "asing" yang akan di-load.
Jarang sekali pengembang aplikasi Desktop Theme seperti ini yang membangun program secara cermat, hati-hati dan lengkap, terutama menyangkut modifikasi file registry dan file DLL (direct library). Faktanya adalah aplikasi seperti ini masih banyak mengandung bug & hole didalamnya. Sebagai akibat logis, penerapan aplikasi Desktop Theme bisa dipastikan akan menurunkan kestabilan (dan kecepatan) OS (destabilisasi Windows).
Jika sistem hanya memiliki resource "pas-pas an", merubah theme menjadi Windows Classic adalah sebuah tindakan bijak.
Itulah beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan jika menghadapi problem proses loading OS lambat.
Semoga bermanfaat.........
Anda sedang membaca artikel tentang Mengatasi Proses Loading Windows Yang Lambat dan Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Mengatasi Proses Loading Windows Yang Lambat ini jika memang bermanfaat bagi anda atau teman-teman anda,namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya. Terimakasih telah berkunjung.
0 Response to " Mengatasi Proses Loading Windows Yang Lambat "
Posting Komentar